joel-embiid-dibicarakan-lebih-baik-dari-jokic

Joel Embiid Dibicarakan Lebih Baik dari Jokic. Di tengah gairah pekan pembuka musim NBA 2025/2026, perdebatan panas kembali menyala: siapa yang lebih baik antara Joel Embiid dari Philadelphia 76ers dan Nikola Jokic dari Denver Nuggets? Diskusi ini meledak setelah laga pembuka 76ers kontra Milwaukee Bucks pada 23 Oktober, di mana Embiid meledak dengan 38 poin, 14 rebound, empat blok, dan tiga steal di kemenangan 118-112, bantu timnya bangkit dari defisit 15 poin di babak kedua. Sementara itu, Jokic, meski solid dengan 28 poin, 12 rebound, dan 10 assist di kemenangan Nuggets atas Oklahoma City Thunder, tak bisa hindari kekalahan timnya di laga kedua musim ini. Analis seperti Gilbert Arenas, mantan All-Star, baru saja sebut Embiid “selalu satu langkah di depan” dalam podcast minggu lalu, soroti efisiensi Embiid musim lalu yang kalahkan Jokic di MVP race. Dengan Embiid capai 33,1 poin per laga di 2024/2025—tertinggi liga—dan Jokic raih gelar juara 2023, perdebatan ini tak pernah pudar. Bagi penggemar, ini bukan sekadar stats; ini soal siapa yang lebih dominan di era big man modern, di mana Embiid kini dianggap unggul di pertahanan dan clutch moments. BERITA BOLA

Dominasi Serangan: Efisiensi Embiid vs Kreativitas Jokic: Joel Embiid Dibicarakan Lebih Baik dari Jokic

Embiid unggul di serangan mentah, di mana ia gabungkan kekuatan fisik dengan sentuhan halus yang bikin lawan kewalahan. Musim lalu, ia rata-rata 33,1 poin dari 52,9 persen tembakan lapangan dan 88,3 persen free throw, tertinggi di NBA—ia ke garis lemparan lebih sering dari Jokic (11,7 vs 5,3 per laga), hasilkan 10 poin ekstra per game. Di laga pembuka, Embiid finis 14-of-22 tembakan, termasuk dunk ganas atas Brook Lopez yang viral, ciptakan 20 poin di kuarter ketiga sendirian. Ini kontras Jokic, yang meski kreatif dengan 9,8 assist per laga (tertinggi di posisi center), finis 48,9 persen musim lalu dan bergantung passing vision—ia ciptakan peluang untuk Jamal Murray, tapi jarang dominasi skor langsung. Head-to-head, Embiid unggul 28,5 poin vs 24,2 Jokic dalam 12 pertemuan, dengan plus-minus +8,2 per 100 possession. Analis sebut Embiid seperti campuran Shaq dan Hakeem: overpower di paint tapi finis mid-range 40 persen. Jokic, meski MVP tiga kali berturut-turut 2021-2023, kalah efisiensi saat double-teamed—ia turnover 3,2 per laga musim lalu. Di era load management, Embiid main 68 laga musim lalu, cukup untuk MVP, tunjukkan ia bisa produksi tinggi tanpa volume Jokic (79 laga).

Pertahanan Superior: Embiid Sebagai Penjaga Rim: Joel Embiid Dibicarakan Lebih Baik dari Jokic

Jika serangan jadi andalan Embiid, pertahanan jadi senjata rahasianya yang bikin banyak analis angkat dia di atas Jokic. Dengan tinggi 7 kaki 213 pon, Embiid rata-rata 1,7 blok per laga musim lalu—tertinggi di liga—dan Defensive Box Plus-Minus +3,3, unggul dari +1,2 Jokic. Ia dua kali All-Defensive First Team (2023, 2024), di mana ia alter shot tanpa lompatan berlebih, manfaatkan wingspan 7 kaki 10 inci untuk contest perimeter. Di playoff 2025, Embiid blok 2,1 shot per laga kontra Knicks, batasi Jalen Brunson ke 42 persen tembakan. Jokic, meski solid dengan 0,9 blok dan 1,4 steal, sering dikritik lemah di pick-and-roll—ia beri ruang mudah untuk drive, seperti di final 2023 saat Heat eksploitasi paint. Statistik tunjukkan Embiid pegang timnya ke 106 poin per 100 possession saat ia on-court, vs 110 untuk Jokic. Gilbert Arenas bilang, “Embiid bisa jaga satu lawan satu; Jokic pintar, tapi atletis Embiid bikin dia unggul.” Ini evolusi: Embiid dulu dikritik effort, tapi offseason 2025 ia tambah 5 pon otot untuk tahan kontak, hasilkan 1,1 steal per laga preseason.

Rekor dan Dampak Tim: Jokic Punya Trofi, Embiid Punya Potensi

Jokic unggul di rekam jejak tim, dengan gelar juara 2023 dan MVP Final—prestasi Embiid belum capai meski bawa 76ers ke semifinal Timur 2025. Jokic raih tiga MVP berturut-turut, bantu Nuggets finis 57-25 musim lalu, dengan plus-minus +10,4 per 100 possession. Tapi Embiid, MVP 2023, punya dampak individu lebih besar: PER 31,7 vs 31,1 Jokic, dan Win Shares per 48 menit 0,231 vs 0,225. Di head-to-head, Embiid unggul 7-5, dengan rata-rata 28 poin, 12 rebound, 4 assist. Dampak tim? Embiid angkat 76ers dari 40-42 menjadi 51-31 musim lalu, meski cedera batasi playoff—ia absen Game 7 ECF 2025 karena ankle sprain. Jokic stabilkan Nuggets, tapi Embiid ciptakan “gravity” defensif: lawan double-team ia 50 persen lebih sering, buka ruang untuk Tyrese Maxey (25 poin per laga). Analis sebut Embiid lebih clutch: di kuarter keempat musim lalu, ia rata 12 poin vs 9 Jokic, dengan 55 persen tembakan. Usia jadi faktor: Embiid 31, Jokic 30, tapi cedera Embiid (main 52 laga rata-rata karir) bikin Jokic unggul ketersediaan.

Kesimpulan

Perdebatan Joel Embiid lebih baik dari Nikola Jokic kian memanas di awal musim 2025/2026, di mana efisiensi serangan, pertahanan superior, dan dampak individu Embiid beri argumen kuat—meski Jokic pegang gelar juara. Dengan 38 poin di pembuka dan sejarah clutch, Embiid tunjukkan ia siap dominasi Timur, sementara Jokic tetap maestro Nuggets. Bagi NBA, ini duel big man terbaik: Embiid atletis dan tangguh, Jokic pintar dan konsisten. Musim ini, siapa MVP tergantung playoff—tapi bagi banyak analis, Embiid sudah ambil alih narasi. Penggemar boleh pilih sisi; yang pasti, keduanya angkat level liga.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *