Warriors Bangkit dari Kejatuhan Dengan Kalahkan Spurs. Di tengah musim NBA 2025-26 yang penuh gejolak, Golden State Warriors akhirnya meraih angin segar dengan mengalahkan San Antonio Spurs 125-120 pada 12 November lalu. Kemenangan ini datang tepat saat Warriors sedang terpuruk, kalah tiga dari empat laga terakhir, dan menjadi obat mujarab bagi skuad yang haus akan momentum. Stephen Curry, sang maestro, meledak dengan 46 poin—termasuk 29 di babak kedua—untuk membalikkan keadaan dari ketertinggalan 16 poin. Sementara Spurs, yang tak terkalahkan di kandang musim ini, harus menelan pil pahit pertama berkat triple-double Victor Wembanyama dan Stephon Castle. Pertandingan ini bukan sekadar angka di papan skor; ia jadi simbol ketangguhan Warriors di tengah perjalanan panjang mereka. REVIEW FILM
Perjuangan Warriors Sebelum Kemenangan Gemilang: Warriors Bangkit dari Kejatuhan Dengan Kalahkan Spurs
Warriors memasuki laga ini dengan beban berat. Rekor 6-5 sebelum pertandingan mencerminkan inkonsistensi: dua kemenangan beruntun diikuti kekalahan menyakitkan dari tim-tim kuat barat. Perjalanan enam laga tandang mereka baru capai 0-1 setelah kalah tipis dari tim lain, membuat tekanan pada pelatih Steve Kerr semakin menumpuk. Cedera ringan pada beberapa pemain kunci, ditambah adaptasi Jimmy Butler yang baru bergabung musim panas, bikin rotasi tim terasa kikuk. Di kuarter pertama melawan Spurs, Warriors tampil lamban, tertinggal 28-22 setelah Wembanyama blok tembakan tiga poin Draymond Green dari jarak 25 kaki—memperpanjang streak bloknya menjadi 96 laga berturut-turut.
Kuarter kedua jadi mimpi buruk awal. Spurs bangun keunggulan 16 poin berkat serangan alley-oop mematikan: tiga dunk spektakuler, termasuk satu dari Wembanyama ke Castle dan dua dari Luke Kornet dibantu Castle serta Devin Vassell. Warriors kesulitan di paint, hanya cetak 12 poin dari situ, sementara pertahanan mereka bolong di transisi. Skor babak pertama 61-45 untuk Spurs, memaksa Kerr panggil timeout berulang. Namun, di situlah benih bangkit muncul. Warriors tutup kuarter dengan run 8-2, kurangi defisit jadi 13 poin. Ini jadi pengingat: tim ini pernah juara empat kali dalam delapan tahun, dan mental juara tak hilang begitu saja. Kemenangan ini naikkan rekor mereka jadi 7-6, sambil perbaiki catatan tandang jadi 1-1 di trip panjang.
Dominasi Curry dan Sinergi Tim: Warriors Bangkit dari Kejatuhan Dengan Kalahkan Spurs
Stephen Curry jadi pahlawan utama, tapi kemenangan ini hasil kerja tim. Curry cetak 46 poin—tertinggi musim ini—dengan efisiensi gila: 15 dari 27 tembakan, termasuk 7 dari 14 tiga poin. Babak kedua jadi panggungnya: 29 poin, di mana kuarter ketiga ia ledak dengan 22 poin, 5 dari 9 tiga poin, dan sempurna 9 dari 9 lemparan bebas. Momen krusial datang lima menit akhir kuarter ketiga: tiga poin keempatnya beri Warriors keunggulan 74-73, pertama sejak awal laga. Dari situ, Warriors tak lagi lengah, outscore Spurs 76-64 di dua kuarter akhir.
Jimmy Butler, adaptasi barunya mulai terasa, tambah 28 poin dan delapan assist—termasuk umpan kunci ke Moody untuk tembakan tiga yang perlebar jarak. Moses Moody, dari bangku, kontribusi 19 poin dengan tiga tiga poin, tunjukkan kedalaman skuad. Secara keseluruhan, Warriors unggul di free throw: 32 dari 36 versus 14 dari 16 Spurs, yang jadi faktor penentu di menit akhir. Draymond Green, meski cuma 8 poin, kuasai rebound dengan 12 dan bantu pertahanan rebound ofensif. Sinergi ini—campuran veteran seperti Curry dan Butler dengan energi muda Moody—jadi kunci. Kerr puji pasca-laga: “Kami main seperti tim yang lapar, bukan yang putus asa.” Ini bukti Warriors mulai temukan ritme, terutama setelah kalah beruntun yang bikin penggemar khawatir soal usia tim.
Performa Spurs dan Pelajaran Kekalahan Pertama di Kandang
Spurs tampil impresif sepanjang laga, tapi gagal tutup pintu kemenangan. Rekor 8-3 sebelumnya, termasuk streak tiga kemenangan kandang, hancur di tangan Warriors—jadi kekalahan pertama di Frost Bank Center musim ini. Victor Wembanyama, rookie sensasional, capai triple-double keempat karir: 31 poin, 14 rebound, 10 assist. Ia dominasi paint dengan blok awal dan assist alley-oop, tapi kesalahan turnover di kuarter akhir biarkan Warriors comeback. Stephon Castle, rekan setimnya, juga triple-double: 23 poin, 10 rebound, 10 assist—pertama kalinya dua pemain Spurs capai itu dalam satu laga. Devin Vassell tambah 18 poin, tapi lini belakang mereka lemah di free throw defense.
Pelatih Gregg Popovich akui: “Kami punya peluang besar, tapi detail kecil yang kami lewatkan.” Spurs unggul rebound 48-42, tapi kalah di poin dari turnover (15-10) dan efisiensi tembakan luar. Kekalahan ini, pasca-menang 121-117 atas Chicago dua hari sebelumnya di mana Wembanyama cetak 38 poin, jadi pengingat: tim muda ini butuh konsistensi. Dengan jadwal back-to-back, kelelahan terasa di kuarter akhir. Namun, ini pelajaran berharga—Spurs tetap favorit barat dengan talenta seperti Wembanyama dan Castle. Pertemuan kedua Jumat nanti bisa jadi revans, tapi untuk sekarang, kekalahan ini picu introspeksi dini musim.
Kesimpulan
Kemenangan Warriors atas Spurs jadi titik balik yang dibutuhkan, ubah narasi dari kejatuhan jadi harapan baru. Dengan Curry sebagai motor, didukung Butler dan Moody, tim ini tunjukkan potensi juara meski usia tak lagi muda. Bagi Spurs, kekalahan kandang pertama ini bukan akhir, tapi dorongan untuk perbaiki detail. Musim 2025-26 masih panjang, tapi laga ini ingatkan: basket soal momen-momen seperti comeback 76 poin di babak akhir. Warriors maju dengan rekor 7-6, siap tantang trip tandang selanjutnya, sementara Spurs belajar dari triple-double ganda yang tak cukup. Penggemar di kedua kota punya alasan tersenyum—drama liga ini baru mulai, dan kemenangan seperti ini bikin semuanya layak ditunggu.