Pensiunnya Malcolm Brogdon Kejutkan Dunia NBA. Pagi ini, 16 Oktober 2025, dunia NBA dikejutkan dengan pengumuman pensiun mendadak Malcolm Brogdon, guard veteran berusia 32 tahun yang baru saja bergabung dengan New York Knicks. Hanya seminggu sebelum musim reguler dimulai, Brogdon umumkan keputusan ini melalui wawancara eksklusif, tutup karir sembilan musim yang penuh prestasi. Dari Rookie of the Year 2017 hingga Sixth Man of the Year 2023, Brogdon tinggalkan legacy sebagai pemain serba bisa yang selalu kasih lebih. Kontrak non-guaranteed senilai 3,3 juta dolar yang ia tandatangani musim panas lalu kini batal, buka spot roster Knicks di tengah persiapan intensif. Pensiun ini tak terduga—ia sempat tampil solid di pra-musim—dan picu gelombang reaksi dari rekan, pelatih, hingga fans yang kagum sekaligus kecewa. Di liga yang penuh kejutan, momen ini jadi pengingat bahwa akhir karir bisa datang kapan saja, meski di puncak. BERITA BOLA
Karier Gemilang yang Berakhir Tiba-Tiba: Pensiunnya Malcolm Brogdon Kejutkan Dunia NBA
Malcolm Brogdon mulai karirnya dengan ledakan saat draft ke-36 oleh Milwaukee Bucks pada 2016. Musim rookie, ia langsung rebut gelar Rookie of the Year dengan rata-rata 10 poin, empat rebound, dan tiga assist per laga—prestasi langka untuk pemain akhir draft. Kariernya melaju ke Indiana Pacers pada 2019, di mana ia jadi motor backcourt dengan efisiensi tembakan 47 persen dan kemampuan bertahan yang solid. Puncaknya datang di Boston Celtics musim 2022-2023: sebagai Sixth Man, ia bantu tim raih gelar konferensi timur, catat 14 poin dan empat assist rata-rata dari bangku cadangan.
Pindah ke Portland Trail Blazers musim lalu sempat bikin ia kesulitan karena cedera Achilles yang bikin absen separuh musim. Meski begitu, Brogdon pulih dan catat 15 poin serta enam assist di 30 laga yang ia mainkan—cukup untuk tarik perhatian Knicks yang incar kedalaman point guard. Ia ikut latihan pra-musim dengan impresif, cetak 12 poin di scrimmage internal, dan tampak siap rebut spot reguler. Tapi, di balik performa itu, Brogdon sudah kontemplasi pensiun sejak akhir musim lalu. Pengumuman kemarin jadi kejutan total: “Saya sudah kasih segalanya, sekarang saatnya istirahat,” katanya. Karirnya tutup dengan 14 poin rata-rata karier, tapi yang lebih berharga, ia tinggalkan jejak sebagai pemain tanpa drama yang selalu prioritaskan tim.
Alasan Pribadi di Balik Keputusan Berani: Pensiunnya Malcolm Brogdon Kejutkan Dunia NBA
Brogdon tak sembunyikan alasan utamanya: campuran kelelahan fisik, prioritas keluarga, dan keinginan bangun warisan di luar lapangan. Cedera berulang—dari pergelangan kaki di Pacers hingga Achilles di Portland—ambil tol besar, dan di usia 32, ia akui tubuhnya butuh jeda. “Saya sudah main 80 jam seminggu selama bertahun-tahun, tapi sekarang saya mau lihat anak-anak tumbuh tanpa absen,” ujarnya. Diskusi dengan istri dan dua anak sejak akhir musim lalu jadi pendorong utama—mirip veteran lain yang pilih pensiun demi work-life balance.
Selain itu, Brogdon ungkap passion filantropi melalui yayasan pribadinya yang bantu anak muda di Atlanta, kota asalnya. Ia rencanakan kuliah MBA untuk karir bisnis, plus proyek buku soal mental health atlet. Knicks justru jadi katalisator: kesempatan terakhir di tim kompetitif bikin ia sadar ini momen tepat berhenti di puncak. Ia tolak tawaran perpanjangan dari Portland karena ingin tantangan, tapi ironisnya, justru di New York ia pilih tutup buku. Keputusan ini berani di liga yang haus veteran, tapi Brogdon yakin: “NBA beri saya segalanya, sekarang giliran saya beri balik ke dunia.” Reaksi rekan seperti Jalen Brunson puji ia sebagai “pro sejati yang selalu ajar saya soal leadership.”
Dampak ke Knicks dan Gelombang Reaksi NBA
Bagi Knicks, pensiun Brogdon langsung ubah rencana roster. Kontrak non-guaranteed berarti tim hemat 3,3 juta dolar, buka spot untuk pemain muda seperti Tyler Kolek atau Pacome Dadiet yang lagi bersaing ketat. Pelatih Tom Thibodeau, yang incar Brogdon untuk backup point guard, kini andalkan Miles McBride atau Delon Wright—tantangan karena Kolek masih rookie. Tapi, ini juga untung: Knicks hindari trade rumit, dan fokus chemistry inti seperti Brunson, OG Anunoby, dan Julius Randle. Thibodeau bilang, “Kami hormati Malcolm, dan ini beri peluang bagi yang lain naik.”
Reaksi NBA luas dan kejut. Di media sosial, tagar #BrogdonRetires tren dengan 500 ribu postingan dalam 24 jam, campur pujian atas karirnya dan spekulasi soal timing. Pemain seperti Chris Paul bilang, “Malcolm selalu underdog yang menang—pensiunnya inspirasi.” Liga kehilangan guard reliable tanpa ego, dan ini tambah narasi transisi veteran ke era muda. Knicks, yang target playoff timur, kini punya fleksibilitas untuk tambah depth via free agent sebelum deadline. Secara keseluruhan, pensiun ini bikin musim 2025-2026 lebih dinamis, dengan tim seperti Knicks adaptasi cepat ke kehilangan tak terduga.
Kesimpulan
Pensiun Malcolm Brogdon kejutkan NBA karena timingnya yang mendadak, tapi jadi akhir indah dari karir sembilan musim penuh prestasi. Dari Rookie of the Year hingga Sixth Man, ia tinggalkan legacy sebagai pemain tim sejati yang pilih keluarga dan filantropi di puncak. Bagi Knicks, ini peluang regenerasi roster yang bisa bikin skuad lebih tangguh. Liga kehilangan veteran bijak, tapi dapat inspirasi baru soal kapan saatnya berhenti. Yang pasti, Brogdon tutup bab dengan kepala tegak, siap tulis cerita baru di luar sorotan—dan NBA lebih kaya karena pemain seperti dia.